Kajian Digital Chapter IV : Untuk Apa Pendidikan?

 


UNTUK APA PENDIDIKAN?

Apa itu Pendidikan?

Menurut Aristoteles, pengertian pendidikan adalah salah satu fungsi dari suatu negara yang dilakukan demi tujuan negara itu sendiriIa memandang bahwa pendidikan merupakan bekal untuk beberapa aktivitas atau pekerjaan yang layak. Pendidikan semestinya dipandu oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai dengan hasil analisis psikologis dan mengikuti perkembangan secara bertahap.
Menurut pendapat Imam Al Ghazali, pengertian pendidikan adalah proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayat melalui berbagai ilmu pengetahuan. Yang mana bentuk proses pengajaran dilakukan secara bertahap dan menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakatmenuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadimanusia sempurna.
Paulo Freire sendiri menegaskan Conscientizacao sebagai tujuan pendidikan. Conscientizacao bagi sebagian orang berarti kebanggaan etnis, atau aksi politik, atau penolakan terhadap penindasan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalamhidup tumbuhnya anak-anakadapun maksudnyapendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Bagaimana Pendidikan hari ini?

Realitas pendidikan ditengah-tengah masyarakat masihdalam belenggu kebijakan dan penguasaan tangan kekuasaanelit politikSebagai sistem kapitalis sebagaiwarnaperubahan kebijakan yang dibuat masih tidak bisa menjawab persoalan sosial. Mahalnya biaya Pendidikan hari ini membuat Pendidikan menjadi ekslusifartinya hanya segelintir orang yang mampu secara ekonomi untuk memperoleh Pendidikan, khususnya Pendidikan tinngi.

Masyarakat sebagai pasar industri telah sedemikian jauh terpengaruh budaya industri dan dalam perkembangannya sangat mempengaruhi sistem pendidikan. Pendidikan seakan-akan dianggap sebagai prasyarat untuk mendapatkan pekerjaan kelak untuk tetap bertahan hidupPertanyaannya apakah setelah menempuh Pendidikan kelak sudah pasti mendapatkan pekerjaanTentu tidakMenaker (2023) 12 Persen Pengangguran di Indonesia Didominasi Lulusan Sarjana dan Diploma. Bagaimanadengan Pendidikan menengah dan dasarTentu lebihbanyak lagi. Bila tidak ada usaha pembebasan pendidikandari hegemoni tersebutakibat tragisnya adalahlanggengnya suatu penindasan dan manusia dikuasai oleh teknologi-industribukannya manusia yang menguasaiteknologi-industriManusia akan kehilangan jati dirikemanusiaannya.

Pendidikan yang ideal?

Hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna di sisi Sang Pencipta karena bersifat rasional. Karena itu, ada alasan bagus bagi seseorang untuk terus-menerus memikirkan hidupnya dan kelangsungan hidup generasinya. Orang-orang selalu berusaha untuk menemukan cara yang berbeda untuk bertahan hidup baik untuk diri mereka sendiri dan keturunan atau generasi mereka sambil meningkatkan kualitas hidup. Salah satu cara untuk memperoleh hal tersebut adalah melalui Pendidikan dan tentunya semua manusia berhak mendapatkannya, bukan hanya sekelompok masyarakat tertentu yang memiliki kelebihan finansial.

Untuk meluruskan kembali sistem pendidikan yang ada sekarang, agar kembali ke rel yang sebenarya, harus dipilih sistem pendidikan yang reposisikan manusia sesuai dengan fitrah kemanusiaannya.

Sejatinya Pendidikan bukan sebagai prasyarat bekerja didunia industry atau mengembangkan keahlian dan kemampuan semata dalam bekerja. Proses pendidikan juga bukan aktivitas cadangan-cadangan tantara pekerja untuk melanggengkan kekuasaan, melaikan pendidikan merupakan sebagai alat pembebasan, membuka mata dan pemikiran atas ketimpangan-ketimpangan yang terjadi sehingga terjadi proses perubahan sosial menuju fitrahnya seorang manusia.

Apa yg perlu dilakukan sekarang?

Yang perlu dilakukan pertama yaitu SADAR. Sadar akan bagaimana Pendidikan hari ini telah jauh dari pendidikan yang sesungguhnya. Khususnya bagi mahasiswa yang masih sempat memperoleh Pendidikan hari ini selayaknya memanfaatkan sebaik mungkin pendidikan itu sendiri bukan hanya pendidikan formal yang didapatkan dibangku perkuliahan, tetapi juga pengetahuan- pengetahuan yang diperoleh dari lembaga kemahasiswaan serta kegiatan-kegiatan berliterasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, R. (2017). Analisis teori dehumanisasi pendidikan Paulo Freire. JaqfiJurnal Aqidah dan Filsafat Islam2(1), 1-21.

Nurgiansah, H. (2021). Filsafat Pendidikan.

Rachman, M. F., Juanda, J., & Abidin, A. (2022). Unsur Pencapaian Hegemoni Kekuasaan Dalam Novel Perang Karya Rama Wirawan: Tinjauan Hegemoni Antonio Gramsci. Indonesian Journal of Social and Educational Studies3(2), 166-173.

RAHMADI, D. S. (2016). Peran Elit Politik Lokal dalam Pendidikan Politik Mahasiswa di Kabupaten Lombok Timur. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial13(1).

Sugiarta, I. M., Mardana, I. B. P., & Adiarta, A. (2019). Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara (TokohTimur). Jurnal Filsafat Indonesia2(3), 124-136.

Sumantri, M. S., & MSM, P. (2015). Hakikat Manusia dan Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Suryadarma, Y., & Haq, A. H. (2015). Pendidikan akhlakmenurut imam Al-Ghazali. At-Ta'dib10(2).

Zamroni, M. I. (2008). Industrialisasi Pendidikan Tinggi. Unisia31(67).

0 Komentar