Mengenal Menteri KKP

 



"Mengenal Menteri KKP"

Siapa Sakti Wahyu Trenggono? 



Belum usai masa pandemi, kita dikabarkan dengan
berita mengejutkan. Ex Menteri KKP Edhy Prabowo yang sempat menuai kontroversi
akibat kebijakannya tentang dibolehkannya ekspor benih lobster, justru menjadi
tersangka karena kebijakannya tersebut. Jabatan tersebut kosong dan harus
digantikan. Terpilih oleh Bapak Presiden Joko Widodo, Wahyu Trenggono menjabat
sebagai Pemangku kursi Nomor 1 di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Siapakah
beliau?



Beliau mulai populer di dunia politik Ketika
terpilih menjadi bendahara Tim kampanye Nasional Jokowi-Maruf pada Pilpres
2019. Beliau Lahir di Semarang pada tanggal 3 November 1962. Pria kelahiran 62
ini merupakan lulusan S1 Teknik Industri ITB dan meraih gelar S2 Magister
Management di kampus yang sama pada tahun 2006.



Karir Wahyu Trenggono



Pemilik nama lengkap Sakti Wahyu Trenggono ini
pernah bercerita di depan awak media, beliau mengatakan bahwa orang tuanya
pernah harus menjual tujuh ekor kambing hanya untuk membiayainya kuliahnya
sebesar Rp. 22.000 ketika itu menempuh Pendidikan di ITB.



Memang sedari kecil beliau merupakan pekerja
keras yang memiliki keinginan untuk melepaskan keluarganya dari jerat
kemiskinan.



Mengawali karir yang baik di perusahaan Astra,
disana beliau banyak mengais ilmu tentang perusahaan dan manajemen. Selain itu,
beliau juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membangun relasi.



Beberapa waktu berlalu, Trenggono mengundurkan
diri dan membangun usahanya sendiri di bidang penyedia infrastruktur
telekomunikasi pada 1998. Saat itu terjadi krisis ekonomi dan usaha tersebut
belum banyak diminati oleh banyak orang.



Memasuki abad ke – 21, usahanya berkembang
pesat karena Indonesia saat itu memasuki era teknologi mobile telekomunikasi.



Lewat PT Solusindo Kreasi
Pratama dan PT Tower Bersama Infrastruktur, Trenggono menjadi salah satu
penguasaha kawakan dalam bisnis telekomunikasi. Perusahaannya menjadi yang
terbesar di bidangnya dengan kepemilikan lebih dari 14.000 menara.



Pada 2009, beliau menjabat menjadi komisaris di
PT Tower Bersama Tbk. Lalu di tahun 2010 hingga 2016,
Sakti Wahyu
Trenggono menjabat sebagai Komisaris Utama PT Teknologi Riset Global Investama.



Memasuki Ranah Politik



Lama menjajaki dunia usaha, beliau memilih
Partai Amanat Nasional sebagai kendaraan politiknya. Terpilih menjadi bendahara
partai disaat itu PAN dipimpin oleh Hatta Rajasa.



Memasuki pilpres 2014, beliau menjadi salah
satu relawan pemenangan Jokowi – JK. Sempat kontroversi karena saat itu PAN
merupakan partai pengusung Prabowo.



Setelah kemenangan Jokowi
di Pilpres 2014, Sakti Wahyu Trenggono kemudian masuk Tim Transisi yang saat iitu dipimpin Rini Soemarno
yang belakangan jadi Menteri BUMN.



Kemudian, di pilpres 2019 beliau kembali
dipercayakan
Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Mar'ruf Amin.
Dialah orang yang mengurusi segala keuangan tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.



Setelah kembali memenangkan pilpres, Jokowi
menunjuk Trenggono sebagai Wakil Menhan mendampingi Prabowo.



Hingga kasus Korupsi Ekspor Benih lobster yang
membuat Edhy Prabowo harus meninggalkan jabatannya sebagai Menteri KKP,
Trenggono diamanatkan oleh Presiden Jokowi sebagai penggantinya.
 



Fakta Lain Mengenai Trenggono



Dijuluki Raja Menara



Sakti Wahyu Trenggono pernah
menjabat sebagai Komisaris Utama PT Solusindo Kreasi Pratama. Perusahaan ini
membawahi PT Tower Bersama Infrastruktur, penyedia infrastruktur menara
telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 14.000 menara.
Karena jabatannya ini, dia kerap dijuluki sebagai Raja Menara.



Memiliki Harta Rp 1,9 Triliun



Berdasarkan laporan harta
kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), Sakti Wahyu Prenggono yang
sebelumnya mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai Wakil
Menteri Pertahanan (Wamenhan) itu memiliki kekayaan Rp 1.947.253.281.442 atau
Rp 1,9 triliun.



Tanah dan bangunan yang
dimilikinya bernilai Rp 54.487.473.855, alat transportasi dan mesin Rp
6.102.000.000. Lalu, harta bergerak lainnya Rp 16.244.200.000, surat berharga
Rp 1.667.122.333.700, kas dan setara kas Rp 141.741.462.002, serta harta
lainnya Rp 61.555.811.885.



 



Sumber :



voi.id



kompas.com



detik.com



0 Komentar