Press Realese Kajian Rutin Chapter III : Etika Berlembaga

 Penulis : Arum Faidah


A.    Penggertian Etika Berlembaga

Pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku, sedangkan lembaga adalah Lembaga merupakan wadah atau tempat orang-orang berkumpul, bekerja sama secara berencana terorganisasi, terkendali, ter pimpin dengan memanfaatkan sumber daya untuk satu tujuan yang sudah ditetapkan. Jadi yang disebut degan etika berlembaga adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk mengenai hak dan kewajiban moral atau ahlak  yang memuat pedoman bersikap dan berperilaku dalam organisasi.Dapat di artikan pulah sebagai suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok.

Pentingnya memepelajari etika berlembaga karna Etika berlembaga memberikan pedoman perilaku yang jelas dan terstruktur bagi individu dan kelompok di dalam lembaga. Ini membantu menghindari ketidak jelasan dalam tindakan dan keputusan yang diambil dan Pemahaman tentang etika berlembaga membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan otoritas di dalam lembaga. Ini memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang menghormati hak asasi dan keadilan, selain itu Pemahaman tentang etika berlembaga membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan otoritas di dalam lembaga. Ini memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang menghormati hak asasi dan keadilan.

B.     KONSEP ETIKA BERLEMBAGA

1.      Sikap Dan Perilaku

Sikap pertama yang penting adalah kesadaran etis. Individu dan kelompok di dalam lembaga harus memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang benar dan salah dari sudut pandang moral, Sikap keterbukaan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etis adalah kunci dalam etika berlembaga. Ini berarti individu dan lembaga bersedia mendengarkan, mengakui, dan memperbaiki kesalahan atau pelanggaran etika ketika terjadi dengan memiliki tanggung jawab pribadi dalam menjalankan tindakan dan keputusan yang etis. Ini berarti tidak hanya mengandalkan kebijakan lembaga, tetapi juga mengambil inisiatif pribadi untuk bertindak secara benar, serta Perilaku yang etis melibatkan kepatuhan terhadap kode etik dalam semua aspek operasional lembaga.

2.      Ketentuan Dan Norma

Norma moral mengacu pada panduan perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai etis yang diakui secara luas. Dalam etika berlembaga, norma moral membentuk dasar prinsip-prinsip yang mengarahkan tindakan dan keputusan lembaga, serta individu di dalamnya, Norma hukum juga berperan dalam etika berlembaga. Ketika lembaga dan individu beroperasi, mereka harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, karena melanggar hukum dapat memiliki implikasi etis dan legal. Ketentuan dan norma memiliki peran penting dalam membentuk budaya organisasi yang etis dan menjaga integritas lembaga. Mereka membantu menghindari ketidakpastian dan konflik dalam tindakan dan keputusan dengan memberikan panduan yang jelas. Selain itu, ketentuan dan norma membantu membangun reputasi.

3.      Nilai Kehidupan

Dalam konteks etika berlembaga, nilai kehidupan merujuk pada pengakuan terhadap pentingnya dan keberhargaan setiap bentuk kehidupan. Konsep ini menggarisbawahi perlunya menghormati hak asasi manusia, menjaga kesejahteraan individu, dan mempertimbangkan dampak tindakan terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Nilai kehidupan menjadi salah satu prinsip etis yang penting dalam membimbing tindakan dan keputusan di dalam lembaga atau organisasi.

C.    Siklus Kehidupan Berlembanga

1.      Mewujudkan kebutuhan dan mencapai tujuan

2.      Pembangunan sikap perilaku yang didasari dengan nilai-nilai

3.      Terbentuknya pola dasar aktifitas

4.      Permasalahan dan pemecahannya

D.    Peran Masing-Masing Anggota

Kategori: Kader, Penguins, Senior

1.      Kader:

         Kader memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur lembaga dengan konsisten dan berdedikasi.  Kader dapat berkontribusi dengan terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka untuk menjadi anggota yang lebih efektif dan beretika.

2.      Senior:

Senior memiliki tanggung jawab untuk memberikan bimbingan dan dukungan kepada anggota baru atau junior dalam memahami budaya, nilai-nilai, dan praktik etis lembaga. Sebagai anggota senior, mereka seharusnya menjadi contoh dalam perilaku yang etis dan integritas, sehingga memberi inspirasi kepada anggota lain. Senior dapat mengambil peran kepemimpinan dalam mengarahkan strategi dan tujuan lembaga, sambil memastikan bahwa prinsip-prinsip etika tetap dijaga.

Tujuan organisasi :

Terbinanya insan akademis yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri dan berorientasi kepada wawasan almamater dalam hal ini profesi Agrobisnis perikanan serta bertanggung jawab atas dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara.

E.     Warna-Warni Dalam Berlembanga

Organisasi adalah tempat belajar, di dalamnya harus ada ilmu, baik dari organisasi itu sendiri maupun dari individu-individu yang ada di dalamnya harus memiliki bobot kapasitas dan wawasan untuk dapat melahirkan motivasi belajar terhadap anggotanya.


0 Komentar