Penulis : Arum Faidah
A.
Penggertian
Etika Berlembaga
Pengertian etika secara umum adalah
aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman
atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku, sedangkan
lembaga adalah Lembaga merupakan
wadah atau tempat orang-orang berkumpul, bekerja sama secara berencana
terorganisasi, terkendali, ter pimpin dengan memanfaatkan sumber daya untuk
satu tujuan yang sudah ditetapkan. Jadi yang disebut degan etika berlembaga
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk mengenai hak dan kewajiban
moral atau ahlak yang memuat pedoman bersikap dan
berperilaku dalam organisasi.Dapat di artikan
pulah sebagai suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan
kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma kehidupan
yang berlaku dalam suatu kelompok.
Pentingnya memepelajari etika berlembaga
karna Etika berlembaga memberikan pedoman perilaku yang jelas dan terstruktur
bagi individu dan kelompok di dalam lembaga. Ini membantu menghindari ketidak
jelasan dalam tindakan dan keputusan yang diambil dan Pemahaman tentang etika
berlembaga membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan otoritas di dalam
lembaga. Ini memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil didasarkan
pada prinsip-prinsip moral yang menghormati hak asasi dan keadilan, selain itu
Pemahaman tentang etika berlembaga membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan
dan otoritas di dalam lembaga. Ini memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang
diambil didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang menghormati hak asasi dan
keadilan.
B.
KONSEP
ETIKA BERLEMBAGA
1. Sikap
Dan Perilaku
Sikap
pertama yang penting adalah kesadaran etis. Individu dan kelompok di dalam
lembaga harus memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang benar dan salah
dari sudut pandang moral, Sikap keterbukaan dan kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip etis adalah kunci dalam etika berlembaga. Ini berarti individu
dan lembaga bersedia mendengarkan, mengakui, dan memperbaiki kesalahan atau
pelanggaran etika ketika terjadi dengan memiliki tanggung jawab pribadi dalam
menjalankan tindakan dan keputusan yang etis. Ini berarti tidak hanya
mengandalkan kebijakan lembaga, tetapi juga mengambil inisiatif pribadi untuk
bertindak secara benar, serta Perilaku yang etis melibatkan kepatuhan terhadap
kode etik dalam semua aspek operasional lembaga.
2. Ketentuan
Dan Norma
Norma
moral mengacu pada panduan perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai etis yang
diakui secara luas. Dalam etika berlembaga, norma moral membentuk dasar
prinsip-prinsip yang mengarahkan tindakan dan keputusan lembaga, serta individu
di dalamnya, Norma hukum juga berperan dalam etika berlembaga. Ketika lembaga
dan individu beroperasi, mereka harus mematuhi hukum dan peraturan yang
berlaku, karena melanggar hukum dapat memiliki implikasi etis dan legal.
Ketentuan dan norma memiliki peran penting dalam membentuk budaya organisasi
yang etis dan menjaga integritas lembaga. Mereka membantu menghindari
ketidakpastian dan konflik dalam tindakan dan keputusan dengan memberikan
panduan yang jelas. Selain itu, ketentuan dan norma membantu membangun
reputasi.
3. Nilai
Kehidupan
Dalam
konteks etika berlembaga, nilai kehidupan merujuk pada pengakuan terhadap
pentingnya dan keberhargaan setiap bentuk kehidupan. Konsep ini menggarisbawahi
perlunya menghormati hak asasi manusia, menjaga kesejahteraan individu, dan
mempertimbangkan dampak tindakan terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.
Nilai kehidupan menjadi salah satu prinsip etis yang penting dalam membimbing
tindakan dan keputusan di dalam lembaga atau organisasi.
C.
Siklus
Kehidupan Berlembanga
1. Mewujudkan
kebutuhan dan mencapai tujuan
2. Pembangunan
sikap perilaku yang didasari dengan nilai-nilai
3. Terbentuknya
pola dasar aktifitas
4. Permasalahan
dan pemecahannya
D.
Peran
Masing-Masing Anggota
Kategori:
Kader, Penguins, Senior
1. Kader:
Kader
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur lembaga
dengan konsisten dan berdedikasi. Kader
dapat berkontribusi dengan terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
mereka untuk menjadi anggota yang lebih efektif dan beretika.
2. Senior:
Senior memiliki tanggung jawab untuk
memberikan bimbingan dan dukungan kepada anggota baru atau junior dalam
memahami budaya, nilai-nilai, dan praktik etis lembaga. Sebagai anggota senior,
mereka seharusnya menjadi contoh dalam perilaku yang etis dan integritas,
sehingga memberi inspirasi kepada anggota lain. Senior dapat mengambil peran
kepemimpinan dalam mengarahkan strategi dan tujuan lembaga, sambil memastikan
bahwa prinsip-prinsip etika tetap dijaga.
Tujuan
organisasi :
Terbinanya
insan akademis yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri dan
berorientasi kepada wawasan almamater dalam hal ini profesi Agrobisnis
perikanan serta bertanggung jawab atas dimensi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
E. Warna-Warni
Dalam Berlembanga
Organisasi
adalah tempat belajar, di dalamnya harus ada ilmu, baik dari organisasi itu
sendiri maupun dari individu-individu yang ada di dalamnya harus memiliki bobot
kapasitas dan wawasan untuk dapat melahirkan motivasi belajar terhadap
anggotanya.
0 Komentar