Jepang Mengadu ke WTO, Tak Terima Cina Larang Impor Produk Perikanan

 


Jepang mengadukan larangan impor produk perikanan oleh Cina ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO. Larangan impor Cina terhadap makanan laut Jepang setelah pelepasan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, sama sekali tidak dapat diterima, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang pada Senin malam.

Cina telah melarang impor produk perikanan dari Jepang bulan lalu. Sebagai bantahan, Jepang mengadukan hal ini ke WTO. Jepang mengatakan akan menjelaskan posisinya di komite WTO dan mendesak Cina segera mencabut tindakan tersebut.

Beberapa pejabat Jepang telah memberi isyarat bahwa negaranya mungkin akan mengajukan pengaduan ke WTO. Aduan ini, menurut duta besar AS untuk Jepang pekan lalu, akan didukung oleh Amerika Serikat. 

Jepang akan menjelaskan keamanan air yang dilepaskan dari PLTN Fukushima di forum diplomatik, termasuk KTT ASEAN di Indonesia dan KTT G20 di India bulan ini, kata Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno kepada wartawan pada hari Selasa.

“Tidak ada yang diputuskan mengenai pertemuan para pemimpin Jepang-Cina," ujar Matsuno, juru bicara pemerintah Tokyo. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang akan menghadiri KTT ASEAN dan G20, sementara Presiden Tiongkok Xi Jinping melewatkan kedua konferensi tersebut.

Dalam pernyataan terpisah pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Tokyo mengatakan Jepang juga telah meminta Cina untuk mengadakan diskusi mengenai larangan impor berdasarkan ketentuan pakta perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Meskipun produk kelautan menyumbang kurang dari 1 persen perdagangan global Jepang, yang didominasi oleh mobil, Jepang mengekspor produk akuatik senilai sekitar US$ 600 juta ke Cina pada 2022 dan menjadikannya pasar ekspor terbesar bagi Jepang, diikuti oleh Hong Kong.

Data pada hari Selasa menunjukkan ekspor produk akuatik ke Cina turun untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun pada bulan Juli, turun 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya 7,7 miliar yen (US$ 52,44 juta).

Sejak Jepang membuang limbah air Fukushima, Cina menerapkan pemeriksaan yang lebih ketat sehingga memperlambat pengiriman. Untuk mengurangi dampak hilangnya permintaan makanan laut, Jepang akan menghabiskan lebih dari 100 miliar yen untuk mendukung industri perikanan di dalam negeri.


0 Komentar