“Pertarungan Batin dalam Menentukan Masa Depan: Antara Mengejar Jurusan Impian atau Mengambil Peluang di Agrobisnis Perikanan”

Oleh: Muh Rizki

Setiap orang pasti memiliki impian yang ingin diwujudkan, termasuk dalam hal pendidikan. Jurusan kuliah sering kali menjadi gerbang awal untuk meraih cita-cita, karena pilihan tersebut akan menentukan arah karier dan masa depan. Namun, tidak jarang seseorang dihadapkan pada dilema yang sulit: apakah tetap mengejar jurusan impian yang sudah lama diidamkan, ataukah memilih jurusan lain yang dianggap memiliki prospek lebih menjanjikan? Salah satu contoh nyata dilema tersebut adalah pertarungan batin antara melanjutkan jurusan impian atau mengambil kesempatan di bidang Agrobisnis Perikanan.

Di satu sisi, jurusan impian adalah simbol dari passion, keinginan, dan identitas diri. Banyak orang merasa bahwa dengan menekuni apa yang mereka sukai, perjalanan hidup akan lebih menyenangkan meski jalannya penuh rintangan. Jurusan impian biasanya sudah dipikirkan sejak lama, bahkan sering kali lahir dari pengalaman, hobi, atau ketertarikan pribadi yang mendalam. Ketika seseorang menempuh pendidikan sesuai impiannya, ada semangat lebih yang muncul dari dalam diri. Mereka rela berjuang, bekerja keras, bahkan menghadapi kegagalan demi bisa tetap berada di jalur yang mereka cintai.

Namun di sisi lain, tidak semua jurusan impian mampu menjamin masa depan yang mapan secara ekonomi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dunia kerja sangat dinamis dan terkadang tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Di sinilah jurusan Agrobisnis Perikanan hadir sebagai sebuah pilihan strategis. Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi perikanan yang luar biasa besar. Mulai dari produksi ikan tangkap, budidaya, hingga industri pengolahan hasil perikanan, semuanya masih terbuka lebar untuk dikembangkan. Bidang agrobisnis perikanan menawarkan peluang nyata, bukan hanya bagi individu yang ingin berkarier, tetapi juga dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Dilema muncul karena pilihan tersebut seolah mempertaruhkan dua hal penting: kebahagiaan pribadi dan kestabilan masa depan. Jika memilih jurusan impian, hati terasa puas karena bisa menekuni bidang yang dicintai. Akan tetapi, risiko masa depan yang tidak menentu menjadi tantangan berat. Sebaliknya, jika memilih agrobisnis perikanan, peluang untuk berkembang lebih terbuka lebar mengingat sektor ini masih menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Namun, mungkin ada rasa kurang ikhlas karena harus meninggalkan impian lama.

Dalam kondisi seperti ini, kunci utamanya adalah refleksi diri dan penyesuaian tujuan hidup. Kita perlu bertanya pada diri sendiri: apakah tujuan utama pendidikan hanya sekadar mengikuti keinginan pribadi, ataukah juga untuk membangun masa depan yang berkelanjutan? Jawaban dari pertanyaan ini akan membantu memperjelas arah. Jurusan impian memang penting, tetapi kadang kehidupan menuntut kita untuk fleksibel. Tidak jarang, banyak orang yang awalnya masuk ke jurusan di luar impiannya, namun kemudian justru menemukan jalan sukses yang tak terduga.

Selain itu, perlu diingat bahwa jurusan hanyalah pintu awal, bukan satu-satunya penentu masa depan. Passion bisa terus dijalani di luar jalur akademik formal. Misalnya, seseorang yang bercita-cita menjadi penulis tetapi akhirnya masuk ke Agrobisnis Perikanan tetap bisa menulis karya sastra di sela-sela kesibukan kuliahnya. Demikian pula, mereka yang


ingin menjadi entrepreneur di bidang lain tetap bisa mengasah keterampilan bisnis sambil memanfaatkan peluang besar di sektor perikanan. Dengan kata lain, jurusan impian tidak selalu harus ditinggalkan sepenuhnya, melainkan bisa berjalan berdampingan dengan bidang yang dipelajari.

Agrobisnis perikanan sendiri bukan sekadar soal ikan dan laut, tetapi juga mencakup manajemen, teknologi, pemasaran, hingga inovasi produk. Artinya, ruang lingkupnya luas dan memungkinkan mahasiswa untuk menggabungkan passion lain ke dalamnya. Misalnya, seseorang yang menyukai teknologi bisa mengembangkan aplikasi pemasaran hasil perikanan; yang suka desain bisa berkarya dalam kemasan produk; bahkan yang menyukai lingkungan bisa fokus pada aspek keberlanjutan perikanan. Dengan cara itu, jurusan yang awalnya terasa bukan pilihan utama justru bisa menjadi wadah baru untuk mengembangkan bakat.

Pada akhirnya, pertarungan batin ini adalah bagian alami dari proses pendewasaan. Tidak ada pilihan yang sepenuhnya salah, karena setiap keputusan membawa konsekuensi dan peluangnya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana seseorang mampu menjalaninya dengan penuh komitmen dan rasa tanggung jawab. Jika memutuskan untuk mengejar jurusan impian, maka harus siap menghadapi segala risiko dan perjuangan panjangnya. Sebaliknya, jika memilih agrobisnis perikanan, maka jangan setengah hati, tetapi manfaatkan kesempatan tersebut untuk berkembang dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

Kesimpulannya, dilema antara jurusan impian dan Agrobisnis Perikanan mencerminkan dinamika kehidupan yang selalu menuntut keseimbangan antara idealisme dan realitas. Jurusan impian adalah cermin dari passion, sedangkan agrobisnis perikanan adalah peluang konkret yang ditawarkan oleh kondisi bangsa. Apapun yang dipilih, pada akhirnya kesuksesan ditentukan bukan hanya oleh nama jurusan, melainkan oleh sikap, kerja keras, serta kemampuan untuk beradaptasi. Masa depan ada di tangan mereka yang berani mengambil keputusan dan konsisten menjalaninya.




0 Komentar