Literasi adalah dasar penting untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Di
zaman digital sekarang, literasi bukan cuma sekadar bisa membaca dan menulis, tapi juga
mencakup kemampuan menggunakan teknologi, mencari informasi dengan benar, sampai
mengatur keuangan. Sulawesi Selatan, dengan keragaman budaya dan potensi
masyarakatnya yang besar, terus berusaha meningkatkan literasi agar lahir generasi yang
cerdas, kritis, dan mampu bersaing menghadapi tantangan global di tahun 2025.
Kondisi Literasi di Sulawesi Selatan
Beberapa tahun terakhir, survei menunjukkan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia,
termasuk di Sulawesi Selatan, masih punya tantangan. Akses ke buku dan bahan bacaan
belum merata, apalagi di desa-desa dan daerah kepulauan. Meski begitu, ada harapan besar
karena sekarang semakin banyak komunitas literasi, perpustakaan desa, dan program dari
pemerintah daerah yang mendorong budaya membaca.
Gerakan Literasi dari Komunitas
Salah satu kekuatan Sulawesi Selatan adalah munculnya gerakan literasi yang digerakkan
oleh komunitas. Ada komunitas membaca, taman baca masyarakat, sampai pojok baca di
warung kopi yang jadi tempat alternatif anak muda dan masyarakat umum untuk
menumbuhkan budaya literasi. Kerja sama antara mahasiswa, pemerintah, dan organisasi
lokal membuat gerakan ini makin berkembang. Literasi bukan lagi sekadar membaca buku,
tapi juga jadi ruang untuk berdiskusi, menulis, dan menghasilkan karya.
Literasi untuk Pembangunan Daerah
Meningkatkan literasi di Sulawesi Selatan punya pengaruh besar terhadap pembangunan
daerah. Warga yang melek literasi akan lebih mudah menerima hal-hal baru, mengelola
potensi lokal, dan ikut aktif dalam pembangunan ekonomi, pendidikan, maupun sosial.
Dengan anak muda yang punya kemampuan literasi kuat, Sulawesi Selatan punya peluang
besar melahirkan pemimpin dan pengusaha baru yang bisa bersaing, baik di tingkat nasional
maupun internasional.
.jpg)





0 Komentar